Doktor naturopati (hanya mengobati secara herbal), dari NorthwesternUniversity, Portland, Oregon yang bernama Steven Bailey, N. D. telah menangani banyak pasien dengan terapi jus. Dr. Steven berpendapat bahwa jus juga bisa dipakai untuk membantu memperbaiki sistem kekebalan, (imunitas) tubuh, menyembuhakan penyakit tekanan darah tinggi, memperlancar proses detoksifikasi dan melindungi tubuh dari lingkungan yang ter cemar. Sementara itu, Dr. Elson Haas, M. D. dari San Rafael, California, telah memanfaatkan terapi jus secara teratur dengan tidak makan apapun kecuali minum jus. Pada tahun 1975, Dr. Elson melakukan “puasa” tersebut untuk detoksifikasi (mengeluarkan racun) dari dalam tubuhnya. Pengalaman itu telah mengubah hidup dan kesehatannya menjadi lebih baik. “ Saya melakukan terapi jus dan saya sembuh dari alergi dan sakit punggung. Berat badan saya juga normal dan saya merasakan vitalitas dan kreatifitas lebih besar,” katanya.
Pendapat lain mengatakan bahwa terap jus bisa dipakai untuk memberikan dasar nutrisi yang kokoh bagi pasien kanker, sekaligus meningkatkan kemampuan penyembuhannya. Mengkonsumsi sayuran dan buah dalam bentuk jus juga bermanfaat untuk mempertahan kesehatan, energi, dan kepadatan massa otot.
Berbeda dengan jus segar, jus awetan sudah kehilangan nutrisi yang berharga. Jus hendaknya dibuat untuk lansung diminum. Tidak disarankan membuat jus untuk disimpan sepanjang hari. Pengawetan dan penyimpanan menyebabkan jus terkena oksigen. Oksigen ini akan menghilankan sebagian besar vitamin-vitamin alami yang terdapat dalam jus. Jika dikonsumsi untuk tujuan kesehatan atau penyembuhan, jus tidak boleh ditambah gula atau garam. Jika rasa jus tersebut kurang enak anda mencampurnya dengan jus lain yang rasanya lebih enak dan segar, misalnya dicampur dengan jus lemon.
Hal pertama yang dilakukan sebelum membuat jus adalah bahan yang akan dibuat jus harus benar-benar segar. Buah dan sayuran yang akan dibuat jus harus dicuci hingga bersih, kemudian diiris-iris. Jika kulitnya tidak keras dan dapat dimakan, sebaiknya buah tidak perlu dikupas karena banyak vitamin yang terdapat didalamnya. Setelah diiris iris buah atau sayuran segera dimasukkan kedalam Juicer.
Juicer adalah alat yang paling baik untuk membuat jus dari buah dan sayuran segar karena dapat menghaluskan serat dan kulit sayuran dan buah. Jika tidak ada juicer, Jus buah dan sayuran dapat dibuat dengan cara manual, yakni dengan memeras dan melumatkannya.
Bangun, A.P. Dr. MHA. 2004. Menangkal Penyakit dengan Jus Buah dan Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta
Pendapat lain mengatakan bahwa terap jus bisa dipakai untuk memberikan dasar nutrisi yang kokoh bagi pasien kanker, sekaligus meningkatkan kemampuan penyembuhannya. Mengkonsumsi sayuran dan buah dalam bentuk jus juga bermanfaat untuk mempertahan kesehatan, energi, dan kepadatan massa otot.
Berbeda dengan jus segar, jus awetan sudah kehilangan nutrisi yang berharga. Jus hendaknya dibuat untuk lansung diminum. Tidak disarankan membuat jus untuk disimpan sepanjang hari. Pengawetan dan penyimpanan menyebabkan jus terkena oksigen. Oksigen ini akan menghilankan sebagian besar vitamin-vitamin alami yang terdapat dalam jus. Jika dikonsumsi untuk tujuan kesehatan atau penyembuhan, jus tidak boleh ditambah gula atau garam. Jika rasa jus tersebut kurang enak anda mencampurnya dengan jus lain yang rasanya lebih enak dan segar, misalnya dicampur dengan jus lemon.
Hal pertama yang dilakukan sebelum membuat jus adalah bahan yang akan dibuat jus harus benar-benar segar. Buah dan sayuran yang akan dibuat jus harus dicuci hingga bersih, kemudian diiris-iris. Jika kulitnya tidak keras dan dapat dimakan, sebaiknya buah tidak perlu dikupas karena banyak vitamin yang terdapat didalamnya. Setelah diiris iris buah atau sayuran segera dimasukkan kedalam Juicer.
Juicer adalah alat yang paling baik untuk membuat jus dari buah dan sayuran segar karena dapat menghaluskan serat dan kulit sayuran dan buah. Jika tidak ada juicer, Jus buah dan sayuran dapat dibuat dengan cara manual, yakni dengan memeras dan melumatkannya.
Bangun, A.P. Dr. MHA. 2004. Menangkal Penyakit dengan Jus Buah dan Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta