Analis Kesehatan akan membagikan semua karya tulis, makalah, tugas maupun skripsi yang insya allah formatnya lengkap. namun sebelum itu anda perlu like Facebook kami. agar info ini dapat anda kases secepatnya dan dapat membantu kami bersemangat memberikan info dunia kesehatan.
Langsung aja mari yuks,,,
Tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetrik yang bermutu dan menyeluruh. Di Indonesia AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk menunjukkan tujuan pembangunan kesehatan masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
Menurut data World Health Organisation (WHO), sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang (WHO, 2007). WHO memperkirakan jumlah kematian ibu mencapai 500 orang pada tahun 2008 dan tahun 2009 sejumlah 440 orang ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan nifas. (Fajar, diakses tanggal 26 Juni 2010)
Survey Demogratif Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 307/100.000 kelahiran hidup, berarti 100,000 kelahiran hidup masih ada sekitar 307 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
WHO menyatakan bahwa anemia merupakan penyebab penting dari kematian ibu saat hamil ataupun melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kematian ibu saat melahirkan akibat anemia adalah 70% dan sekitar 19,7% akibat hal lain. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan ibu saat melahirkan (Nova Fridalni, diakses tanggal 26 Juni 2010 ). Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%, atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Karin J, diakses tanggal 26 Juni 2010).
Adapun jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 yaitu mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 100.000 kelahiran hidup. Makassar sendiri angka kematian ibu tahun 2009 mencapai 4/100.000 kelahiran. (Profil DinKes, Diakses tanggal 12 Juni 2010). Sedangkan data yang diperoleh di Puskesmas Mamajang Makassar pada periode Januari sampai Desember 2010, jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah 452 orang dan terdapat 202 orang yang menderita anemia, yang terdiri dari anemia berat dengan Hb < 7 gr% sebanyak 9 orang, anemia sedang dengan Hb 7-8,9 gr% sebanyak 70 orang dan anemia ringan dengan Hb 9-10,9 gr% sebanyak 123 orang.
Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah Depkes RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas, posyandu, pustu, maupun poskesdes dengan mendistribusikan tablet tambah darah sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Namun, frekuensi anemia dalam kehamilan masih cukup tinggi, berkisar antara 10 % dan 20 %. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri-negeri yang sedang berkembang dibandingkan dengan negeri-negeri yang sudah maju. Wanita hamil dengan Hemoglobin (Hb) 12 gr/ 100 ml atau lebih sebanyak 23,6%; Hb rata-rata 12,3g/ml dalam trimester I, 11,3g/100ml dalam trimester III.
Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi hal yang makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula. (Wiknjosatro, 2006 : 450).
Tulisan Lengkap dalam bentuk word.. Silahkan AMBIL :
Survey Demogratif Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 307/100.000 kelahiran hidup, berarti 100,000 kelahiran hidup masih ada sekitar 307 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
WHO menyatakan bahwa anemia merupakan penyebab penting dari kematian ibu saat hamil ataupun melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kematian ibu saat melahirkan akibat anemia adalah 70% dan sekitar 19,7% akibat hal lain. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan ibu saat melahirkan (Nova Fridalni, diakses tanggal 26 Juni 2010 ). Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%, atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Karin J, diakses tanggal 26 Juni 2010).
Adapun jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 yaitu mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 100.000 kelahiran hidup. Makassar sendiri angka kematian ibu tahun 2009 mencapai 4/100.000 kelahiran. (Profil DinKes, Diakses tanggal 12 Juni 2010). Sedangkan data yang diperoleh di Puskesmas Mamajang Makassar pada periode Januari sampai Desember 2010, jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah 452 orang dan terdapat 202 orang yang menderita anemia, yang terdiri dari anemia berat dengan Hb < 7 gr% sebanyak 9 orang, anemia sedang dengan Hb 7-8,9 gr% sebanyak 70 orang dan anemia ringan dengan Hb 9-10,9 gr% sebanyak 123 orang.
Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah Depkes RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas, posyandu, pustu, maupun poskesdes dengan mendistribusikan tablet tambah darah sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Namun, frekuensi anemia dalam kehamilan masih cukup tinggi, berkisar antara 10 % dan 20 %. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri-negeri yang sedang berkembang dibandingkan dengan negeri-negeri yang sudah maju. Wanita hamil dengan Hemoglobin (Hb) 12 gr/ 100 ml atau lebih sebanyak 23,6%; Hb rata-rata 12,3g/ml dalam trimester I, 11,3g/100ml dalam trimester III.
Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi hal yang makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula. (Wiknjosatro, 2006 : 450).
Tulisan Lengkap dalam bentuk word.. Silahkan AMBIL :