Friday, November 30, 2012

Tanda dan gejala demam berdarah dengue Disertai Syok pada Anak

Dengue Syok Sindrom (DSS) adalah kegawatdauratan yang sering terjadi pada demam berdarah dengue (DBD). Ditandai dengan manifestasi syok atau kegagalan sirkulasi. Demam bedarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Penyebab demam berdarah dengue

Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah.

Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya.Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk
Tanda dan gejala demam berdarah dengue:
  • Demam tinggi,
  • Sakit kepala parah,
  • Nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, serta munculnya ruam pada kulit
  • Mual dan muntah,
  • Tes tourniquet positif
  • Petechiae, ecchymosis atau purpura
  • Perdarahan dari mukosa (mimisan, perdarahan pada gusi)
  • Tombisit kurang dari normal (nilai normal 150.000 – 450.000/mm kubik)
  • Tanda dan gejala DSS
  • Tekanan darah sistolik < 80 mmHg
  • Tekanan nadi < 20 mmHg
  • Akral dingin
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok.

Tanda dan gejala DSS pada anak:
Kulit pucat, dingin, dan lembab terutama pada jari tangan, kaki, dan hidung. Pada kuku terjadi cyanosis (kebiruan), hal ini disebabkan oleh sirkulasi yang insufisien (berarti ketidakmampuan untuk menjalankan fungsinya secara memadai) sehingga meningkatkan aktivitas simpatikus secara reflek.
Anak yang semula rewel, cengeng,dan gelisah lambat laun kesadaannya menurun menjadi apatis, sopo, bahkan coma. Hal ini terjadi karena kegagalan sirkulasi serebral.
Perubahan nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya. Nadi menjadi cepat dan lembut sampai tidak teraba oleh karena kolap sirkulasi.
Tekanan darah sistolik < 80 mmHg
Tekanan nadi < 20 mmHg
Oliguria sampai anuria karena menurunnya perfusi darah yang meliputi arteri renalis.
Patologi
Pada demam berdarah dapat menyebabkan kematian yang biasanya disebabkan oleh perdarahan saluran cerna atau perdarahan intakranial. Perrdarahan ringan sampai sedang ditemukan pada saluran cerna atas, dan perdarahan petechie lazim pada sekat intervertikuler jantung, pada pericardium, dan pada permukaan serosa visera major.
Apa yang harus dilakukan bila terjadi syok?

Hal pertama yang diingat pada penanganan DSS adalah syok harus segera diatasi dan oleh karena itu penggantian cairan intravaskuler yang hilang harus segera dilakukan. Pada kasus DSS cairan kristaloid adalah pilihan utama yang diberikan.

Selain resusitasi cairan, penderita juga diberikan oksigen 2-4 liter/menit. Pemberian cairan ini dipertahankan minimal 12-24 jam maksimal 48 jam setelah syok teratasi. Perlu observasi ketat akan kemungkinan oedema paru dan gagal jantung, serta terjadinya syok ulang. Transfusi darah segar pada penderita dengan perdarahan massif (hematemesis dan melena).

Pemeriksaan-pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL), hemostasis, analisis gas darah, kadar natrium, kalium dan klorida, serta ureum dan kreatinin.

Apabila penanganan syok tidak adekuat akan menimbulkan komplikasi asidosis metabolic, hipoksia, perdarahan gastrointestinal hebat.