Monday, December 24, 2012

MAKALAH | Makanan Sukrosa yang Menyebabkan Terjadinya Karies Gigi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   SUKROSA
1.    Pengertian sukrosa
        Sukrosa merupakan suatu  yang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit  dan  dengan rumus molekul C12H22O11 Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula. Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan dan produk samping berupa senyawaan alkohol. Penggunaan yeast ini dalam proses fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut dengan Sukrosa (C12H22O11) ialah sejenis  iaitu  yang bersifat bukan penurun dan tidak menunjukkan fenomena  Hidrolisis sukrosa menghasilkan Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sumber-sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly ( Almatsier, S. 2005).

Sukrosa merupakan gula pasir biasa. Komposisi kimia dari gula adalah sama, satu satuan fruktosa yang digabung dengan satu satuan glukosa. Ikatan glikosida menghubungkan karbon ketal dan asetal dan bersifat β dari fruktosa dan α dari glukosa. Pada sukrosa kedua atom karbon anomerik digunakan untuk ikatan glikosida. Dalam sukrosa, baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus hemiasetal oleh karena itu, sukrosa didalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan suatu bentuk aldehid atau keto.(arie salam 2010)
2.  Pembagian sukrosa
Sukrosa termasuk golongan Disakarisa adalah merupakan gabungan dua unit monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Ikatan ini disebut ikatan glikosida yang dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon anomer pada gula yang kedua. Disakarida yang banyak ditemukan di alam yaitu laktosa, sukrosa, dan maltosa.
a. Laktosa
Laktosa sering juga disebut gula susu karena hanya terdapat dalam susu. Bila dihidrolisis, laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Laktosa memiliki satu atom karbon hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa sehingga laktosa termasuk disakarida pereduksi.
b.    Sukrosa                                                                                                                                       Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sumber-sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly.
c.   Maltosa
Maltosa merupakan disakarida yang paling sederhana. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa yang lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah, susu dan pada serealia, misalnya beras.( Almatsier, S. 2005).
3.    makanan yang mengandung sukrosa
Makanan adalah sesuatu yang diperlukan oleh tubuh untuk pertukaran zat, tumbuhan dan pemeliharan dari semua fungsi anggota tubuh kita menurut Tomasowo sedangkan menurut Altono makanan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi keadaan didalam mulut secara lokal selama pengunyahan dan setelah ditelan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan masa pre dan pasca erupsi gigi-gigi dan ada juga menurut Frostel makanan mengatakan bahwa derajat keasaman tergantung dari karbohidrat yang dimakan dan derajat keasaman yang paling tinggi akan dicapai bila mana makanan mengandung sukrosa.
Adapun jenis makanan yang mengandung sukrosa antara lain
  1. Kentang goreng dan donat
    Kentang goreng dan donat merupakan gula yang digoreng. sebelum dipanaskan pun, kentang dan donat ini adalah gula sederhana. Proses penggorengan semakin memperburuk kandungan gizi. Satu kentang goreng berdampak lebih buruk pada kesehatan dibandingkan sebatang rokok. Jadi, ada baiknya mempertimbangkan ulang sebelum memesan porsi besar. Donat ukuran rata-rata mengandung 200-300 kalori, hampir semuanya  dari gula, dan sedikit  nutrisi lainnya.
  2. Kue dan permen
    Pada dasarnya, makanan ini hanya mengandung kalori kosong, kaya gula dan mendatangkan sedikit manfaat. Sebagian besar malah kaya akan lemak trans.  Seratus gram kue atau permen mengandung 37-66.6 gram gula. Karena itu, ada baiknya memilih snack yang lebih sehat seperti buah kering atau  kacang kacangan.
Makanan sangat berpengaruh terehadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi, misalnya : karbohidrat, lemak, vitamin, protein serta mineral.
  2. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah: apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya. Sebaliknya makanan yang lunak dan melekat pada gigi seperti; bonbon, coklat, biskuit dan lain sebagainya.( taringan Rasinta 2001)
B.   Karies gigi
1.  Pengertian karies gigi
Karies gigi adalah proses demineralisasi yang disebabkan oleh interaksi antara produk organisme, ludah, sisa yang berasal dari makanan dan email (Houwink, dkk., 2000).
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementara yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan, ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, akibat invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd, dkk., 2001).
Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh asam organik hasil fermentasi karbohidrat. (sella, 2009)
Karies adalah penyakit gigi yang ditandai dengan yang ditandai dengan kerusakan jaringan,dimulai dari permukaan gigi (pits,fissure dan daerah interprosimal)meluas keatas pulpa (Braver 2002).
Karies adalah Suatu proses kronis, regresif dengan dimulai dengan larutnya mineral email akbat gangguan keseibangan antara email dan sekitarnya disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial kemudian terjadi destruksi komponen-komponen organik. Akhirnya terjadi kavita. (Schuurs, 2001)
Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang sangat luas penyebarannya, diperkirakan melanda penduduk Indonesia lebih dari 90% telah mengalami karies. Secara umum diterima alasan bahwa terjadinya karies gigi akibat dari kebiasaan makan yang salah, terutama karena terlalu seringnya mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung sukrosa.Penyakit tersebut dimulai dari ulah bakteri atau kuman-kuman yang berada pada permukaan gigi. Daya kariogenetiknya dari kuman tersebut timbul karena adanya produksi asam laktat oleh beberapa jenis bakteri asam laktat, dengan akibat pH cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat sangat asam. Keadaan bagaimana yang cukup kuat untuk melarutkan mineral-mineral dari permukaan gigi, sehingga gigi jadi keropos dan akan mengakibatkan terjadinya karies gigi pada anak-anak yang sering mengkomsumsi makanan yang manis( sella, 2009)
Karies terjadi karena permukaan terluar gigi yaitu email dihancurkan oleh asam. Gula akan diragikan oleh bakteri yang terdapat pada plak menjadi asam. Asam akan melarutkan email sehingga terbentuklah lubang gigi. Karies gigi juga merupakan daerah yang mengalami penbusuk di dalam yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi yang terluar dan yang paling keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh asam organik hasil fermentasi karbohidrat makanan (terutama gula pasir dan pati-patian) yang tertinggal melekat pada bagian-bagian dan sela-sela gigi oleh bakteri-bakteri asam maktat. Bahwa gula pasir atau sukrosa merupakan salah satu penyebab karies gigi yang utama telah secara jelas dapat dibuktikan pada binatang percobaan. Pada penelitian tersebut juga diungkapkan bahwa sesungguhnya faktor yang menyebabkan terjadinya karies adalah adanya makanan yang mengandung sukrosa tinggi dan kebetulan tertinggal cukup lama pada gusi dan gigi. Jadi bila seluruh gula sukrosa yang dikonsumsi langsung tertelan masuk ke dalam perut tanpa ada yang tertinggal pada gigi, maka hal itu tidak akan menyebabkan penyebab karies gigi Ternyata sukrosa dalam bentuk makanan yang bersifat lengket akan lebih besar peluangnya sebagai penyebab karies.
Dari hasil berbagai penelitian terhadap binatang percobaan dan juga penelitian yang dilaksanakan langsung pada manusia, mengungkapkan bahwa berbagai jenis gula dan hubungannya sebagai penyebab terjadinya karies gigi telah dinilai berdasarkan urutan kegawatannya terhadap terjadinya karies yaitu sebagai berikut: gula sukrosa yang paling gawat, diikuti oleh glukosa, maltosa, laktosa, fruktosa, sorbitol dan xylitol. Hampir seluruh peneliti yang bekerja pada bidang tersebut yakin bahwa sukrosa merupakan perangsang dan penyebab terjadinya karies gigi pada manusia.Berbagai hasil penelitian telah dapat dibuktikan bahwa kasus karies gigi pada anak-anak sebetulnya dapat diturunkan dengan bermakna (nyata) hanya dengan melakukan penggantian komponen sukrosa dalam makanan dengan glukosa, fruktosa atau jenis gula lain. Dengan alasan tersebut “chewing gum” sering diberi sorbitol, pengganti sukrosa.
Hubungan dari faktor-faktor tersebut dapat digambarkan dengan rumus berikut
Plak
Bakteri + Sukrosa = Asam + Permukaan gigi yang peka = Karies gigi(J.O.forrest 1995)

2.  Proses terjadinya karies

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi. Gula dari sisa makanan dan bakteri akan menempel dan pada waktu tertentu akan berubah menjadi asam laknat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (sekitar pH 5,5 ) sehingga menyebabkan demineralisasi email,yang akan berlanjut menjadi karies gigi.(lis.Z 2000)
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi absesTahap-tahap terjadinya karies adalah
  1.  Gigi yang sehat                                                                                                              Email adalah lapisan luar yang keras seperti kristal luar. Dentin adalah lapisan yang lebih lembut di bawah email. Kamar pulpa berisi nerves dan pembuluh darah. Merupakan bagian hidup dari gigi.
  2.   Lesi  putih                                                                                                                           Bakteri yang tertarik  kepada  gula dan karbohidrat akan membentuk asam. Asam akan menyerang crystal apatit proses ini dikenal dengan proses demineralisasi. Tanda yang pertama ini ditandai dengan adanya suatu noda putih atau lesi putih. Pada tahap ini, proses terjadinya karies dapat dikembalikan.
  3.   Karies email                                                                                                                        Proses demineralisasi berlanjut email mulai pecah. Sekali ketika permukaan email rusak, gigi tidak bisa lagi memperbaiki dirinya sendiri. Kavitas harus dibersihkan dan direstorasi oleh dokter gigi
  4.   Karies Dentin  Karies sudah mencapai ke dalam dentin, dimana karies ini dapat menyebar dan mengikis email.
  5. Karies mencapai   pulpa      Jika karies dibiarkan tidak dirawat, akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana saraf gigi dan pembuluh darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula (jalan dari nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus.( site, 2008)
3.    Faktor Penyebab Timbulnya Karies
Faktor penyebab timbulnya karies adalah Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak. Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans. Ada beberapa  faktor penyabab timbulnya  karies antara lain:
1. Konsumsi makanan
Makanan yang mengandung karbohidrat Jenis karbohidrat yang menyebabkan karies adalah tepung polisakarida, sukrosa dan glukosa, di mana sukrosa paling mudah menyebabkan karies gigi
2. Saliva.
Berkurangnya sekresi serta kekentalan saliva. Saliva dapat menghambat karies karena aksi buffer, kandungan bikarbonat, amoniak dan urea dalam saliva dapat menetralkan penurunan pH yang terjadi saat gula dimetabolisme bakteri plak. Kecepatan sekresi saliva berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas buffernya. Bila sekresi berkurang akan terlihat peningkatan akumulasi plcak sehingga jumlah mikroorganisme (streptococus mutans) akan bertambah.
3. Agent bacteria  kariogenik
Pemicu terjadinya karies gigi adalah bakteri Streptococcus mutans, terutama S. Mutans serolipe ia memiliki sistem enzim yang dapat mensistesis gluten dari sukrosa. Enzim yang berperan adalah glukosil transferase (GTF) yang terdapat dalam dinding selnya. Glukan ikatan glikosidik a (1-3) yang disintesis oleh GTF merupakan prekursor pembentuk plak gigi.
4.   Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
4.    Pencegahan Karies gigi
Pencegahan karies gigi adalah Menurunkan jumlah kuman, misalnya dengan berkumur antiseptik. Membersihkan plak secara periodik. Meningkatkan daya tahan gigi, misalnya dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor atau mengkonsumsi tablet fluor dengan dosis yang tepat. Merubah pola makan. Membatasi makanan yang mengandung sukrosa, jangan mengemil yang mengandung gula, menghindari konsumsi gula sebelum tidur. Soft drink juga mengandung banyak gula. Berkumur dengan air  bersih setelah makan Menyikat gigi dengan teratur. Belajar menyikat gigi dilakukan sedini mungkin, mulai pada saat gigi baru tumbuh. Paling penting saat malam sesbelum tidur. ( Massler,2000).
1.   Mengontrol diet makanan
Kurangi makan-makanan yang manis dan dapat mengontrol pola hidup dan kebiasaan anak-anak dikalah sedang bermain diluar rumah yang  sering jajan sembarangan. kontrol yang lebih baik terhadap kebiasaan mengonsumsi makanan manis yang dapat menyebabkan karies gigi. dengan demikian,terdapat dugaan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan manis denga lebih terkontrol tersebut merupakan salah satu faktor yang menpengaruhi status karies gigi,sehingga pada skor Indeks DMF-T dan def-t terlihat relatif lebih manggambarkan adanya penurunan.
  1. Pola makan yang sehat
  2. Makanlah makanan yang mengandung kalsium, vitamin C dan vitamin D yang berguna untuk memperkuat gigi.
  3. Makanlah makanan yang mengandung protein karena protein dapat menghambat terjadinya proses karies.
  4. Makanlah makanan yang mengandung lemak. Karena lemak akan membentuk lapisan matrix pada gigi sehingga gigi menjadi licin sehingga karbohidrat sulit melekat pada gigi.
  5. Makanlah sayur – sayuran. Karena sayuran mempunyai kandungan yang disebut nitrat. Bahan tersebut dapat menghambat kerja bakteri
2.   menyikat gigi baik dan benar
menyikat  gigi yang benar dimulai dari gusi menuju gigi (arah vertikal). Biasakan menggerakkan sikat gigi dengan cara memutar dari gusi ke gigi sehingga dapat memghilangkan plak.  Selain itu dapat melancarkan peredaran darah pada gusi.Kumur-kumurlah menggunakan  atau cairan antiseptik.
3. Kebersihan   mulut
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi.. Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
C.   Hubungan makanan yang mengandung sukrosa terhadap terjadinya karies gigi
Bila kita lalai membersihkan gigi, maka terbentuklah suatu lapisan plak pada permukaan gigi. Plak seperti yang telah kita ketahui mengandung banyak kuman-kuman. Kuman-kuman plak senang sekali makanan-makanan yang manis-manis, gula adalah makanan dan sumber tenaga kuman, gula menyebabkan mereka tumbuh subur dan makin banyak.
Apabila kita makan-makanan yang manis-manis, sisa gula yang melekat pada gigi akan diubah oleh kuman-kuman plak menjadi asam. Permukaan gigi yang terkena oleh asam akan larut menjadi berlubang. Setiap kali kita makan gula atau makanan yang manis, ingatlah agar segera membersihkannya dengan menyikat gigi, atau kumur-kumur agar gigi  tetap bersih dan sehat.
Menurut Mäkinen pada tahun 1977 sebagai berikut: seperti telah dijelaskan mikroba keriogenik Streptococcus yang berada dalam mulut, secara anaerobik melalui enzim yang diproduksinya mampu mencerna atau menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Dari hasil metabolisma jenis gula tersebut, terbentuklah polimer rantai panjang dari glukosa yang disebut dekstran atau polimer rantai panjang dari fruktosa yang disebut levans. Jenis polimer-polimer tersebut kemudian berkembang menjadi noda pada permukaan gigi. Noda-noda tersebut bersifat gel yang sangat lengket sekali. Proses pengeroposan gigi sendiri disebabkan oleh pengaruh asam laktat, yaitu produk hasil sampingan dari metabolisir fruktosa dan levans.
Tulisan di atas berbentuk Karya Tulis ilmiah, anda dapat mendownloadnya dengan mengklik nama di bawah ini, namun sebelum itu anda dapat like facebook kami sebelum mendownload. Filenya. makasih sebelumnya.