Tuesday, November 20, 2012

Makalah Klasifikasi Metode Kromatografi | Analis Kesehatan

Pendahuluan :
Chromatography (Kromatografi) berasal dari kata Grek (Yunani) yaitu Chrome yang berarti warna dan grafi yang berarti menulis sejarah kromatografi dimulai sejak tahun 1905 oleh Ramsey yang mengguanakan teknik adsorpsi atau desorpsi dengan suatu adsorben untuk memisahkan gas dan uap. Pada tahun 1931 Michael Tswett melakukan pemisahan klorofil dan pigmen-pigmen menggunakan alat yang dikenal sekrang kromatografi kolom p[ada 1941 Martin dan Synge menemukan suatu teknik kromatografi partisi cairan-cairan. Pada tahun 1952 James dan Martin memperkenalkan teknik pemisahan kromatografi gas-cairan (CLC). Sekarang ini teknik kromatografi terus dikembangkan.
Definisi :
1. Suatu cara pemisahan kimia-fisika yang berdasarkan perbedaan. Pengikatan zat-zat dalam campuran oleh suatu sistem dua fase yang bersifat reversibel.
2. Suatu cara pemisahan suatu campuran dengan jalan ekstrasi berfraksi, penyerapan atau adsorbsi alat penukar ion pada statu sel berpori dengan menggunakan cairan atau gas yang mengalir
Pemisahan dengan teknik kromatografi
Didasarakan pada perbedaan sifat-sifat kimia fisika dari zat-zat yang menyusun suatu campuran, khususnya antara lain :
a. Adanya kecenderungan molekul dari suartu zat untuk larut dalam suatu cairan.
b. Adanya kecenderungan molekul dari suartu zat untuk dapat terabsorbul pada butir-butir zat padat yang halus dengan permukaan yang luas.
c. Adanya kecenderungan molekul dari suartu zat untuk masuk ke fase uap atau menguap.

Pada prinsipnya, semua cara kromatografi menggunakan 2 fase yaitu :
Fase tetap (diam = stationary) dan fase bergerak (mobil). Hasil pemisahan yang diperoleh amat tergantung pada gerakan relatif dari dua fase tersebut.

Ada 2 macam fase diam/ tetap/ stationer :
a. Berupa partikel padat halus dan berpori
b. Berupa larutan yang dilapiskan pada bahan padat pendukung yang inext (tidak ikut bereaksi)
Ada 2 maccam fase gerak/ mobil :
a. Berupa larutan murni atau campuran
b. Berupa gas murni atau campuran
Beberapa proses pemisahan yang sering dilakukan dalam analisa kimia didasarkan pada kesetimbanagn 2 fase. Oleh karena itu klasifikasi pemisahan secara fraksional ada 4 macam yaitu :

Kesetimbangan fase
tetap-gerak Nama Proses Fase contoh Fase kedua
Padat – cair Kromatografi :
a. Absorbsi
b. Lapis tipis
c. Penukar ion
Cair
Cair
Cair
Padat absorbent
Bubuk halus
Resin penukar ion
Cair – cair Ekstrasi
Kromatografi :
a. Partisi
b. Kertas
c. Lapisan tipis
d. Gel Cair
Cair
Cair
Cair
Cair Cairan tidak larut (Imisible)
Cairan imisibel pada padatan pendukung
Cairan imisibel dalam kertas
Cairan imisibel pada bubuk halus
Cairan imisibel dalam polimer
Cair - gas Disfraksionasi
Kromatografi
Gas (GLC) Gas
Gas Cairan embun
Pelarut pada padatan pendukung
Padat - gas Kromatografi
Gas padat GSC) Gas
Padatan absorbent


Klasifikasi Metode Kromatografi
Metode metode kromatografi dapat digolongkan berdasarkanberbagai kriteria :
Berdasarkan kriteria pengikatan zat :
a. Kromatografi jerapan ( adsorption chrematography)
Zat terjerap pada permukaan partikel fase diam/ padat
b. Kromatografi partisi (partition chrematography)
Zat terbagi/ terlarut dalam cairan yang terikat pada zat padat.
c. Kromatografi pertukaran ion (ion exchange chrematography)
Ion terikat pada pada fase diam/ padat yang bersifat pewnukar ion.
d. Kromatografi ekslusi (exolution chrematography)
Molekul zat terjaring/ terserap di dalam pori-pori fase diam.
Berdasarkan fase :
a. Kromatografi Cairan (KC) = Liquid Chromatography (LC).
Bila fase gerak berupa cairan, maka ada 2 macam KC yaitu :
1. Kromatografi cairan-cairan(KCC) = liquid-liquid chematography (LCC) : bila fase diam berupa cairan.
2. Kromatografi cairan – padatan (KCP) = liquid solid chematography (LSC) : bila fase diam berupa padatan.
b. Kromatografi Gas (KG) = Gas Chematography(GC)
Bila fase gerak berupa gas, maka ada2 macam KC yaitu :
1. Kromatografi gas – cairan (KGC) = gas liquid chematography (GLC) : bila fase diam berupa cairan
2. Kromatografi gas – padatan (KGP) = gas solid chematography (GSC) : bila fase diam berupa padatan
Zat padat tidak dapat dipakai sebagi fase jarak sedangkan gas tidak dapat dipakai sebagai fase diam. Cairan dapat dipakai sebagai fase diam denganbantuan zat padat sebagai penyangga atau pendukung.
Berdasarkan penerapan fase diam :
a. fase diam dalam tabung kolom :
- Kromatografi klom terbuka
- Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
- Kromatografi gas (KG)
b. fase diam pada permukaan rata:
- Kromatografi kertas (KKt)
- Kromatografi lapis tipis (KLT) = thin layer chematography (TLC)
Berdasarkan arah gerak fase mobil :
a. Kromatografi mekanik
b. Kromatografi menurun
c. Kromatografi mendatar
Mekanisme persiapan :
Proses pemisahan dalam Kromatografi adalah akibat interaksi antar zat terlarut dalam fase gerak dan fase diam. Dalam Kromatografi kemungkinan interaksi dapat berupa :
- Partisi atau distribusi
Terjadi apabila fase diam dan fase geraknya berupa cairan.
- Adsorpsi pada permukaan
Terjadi apabila fase diam berupa fase padat. Interaksi bersifat fisika, biasanya disebut kromatografi adsorpsi atau p[adat – cair.
- Penukaran ion
Terjadi apabila fase diam berupa zat padat yang mempunyai sifat interaksi kimia dngan zat analit. Kromatografi ini dikenal sebagai kromatografi penukar ion.
- Eksklusi ion
Terjadi proses pemisahan karena perbedaan difusi antara zat analit dalam fase diam yang berada dalam pori-pori zat pendukung. Kromatografi model ini disebut gel atau filtrasi gel.
Keuntungan-keuntungan penggunaan metode kromatogra antar lain :
- Merupakan metode pemisahan yang cepat dan mudah.
- Peralatan relatif muarah dan sederhana (kecuali kromatografi gas)
- Pemisahan campuran yang kompleks dapat dilakukan dengan mudah.
- Hanya membutuhkan campuran cuplikan sangat sedikit.
- Pekerjaan dapat diulang

JENIS-JENIS KROMATOGRAFI
1. KROMATOGRAFI KERTAS
Meupakan salah satu jenis kromatografi yang paling sederhana. Prosenya dikenal swebagai analisa kapiler. Metode ini sangat sesuai dengan kromatografi jerapan (adsorpsi) dimaa kertas sebagai fase dan sekarang kromatografi kertas sebagai perkembangan dari partisi. Salah satu zat padat digunakan untuk menyokong fase adalah bubuk selulosa dari kertas.

Keuntungan dari metode kromatografi kertas :
Peralatan relatif sederhana dari KLT.
Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat dideteksi lpada kertas dan segera diidentifikasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kromatografi kertas :
Metoda :
Ada 3 macam metoda kromatografi berdasarkan kedudukan kertas :

a. Metoda penurunan (descending)
- Alat yang pokok berupa bejana yang terbuat dari gelas, platina atau logam anti karat serta bertutup untuk mencegah penguapan dari pelarut. Agar kertas tidak lepas maka diberi penahan dari batang gelas.
- Ujung kertas dicelupkan dalam fase gerak. Pertama kali fase gerak mengalir oleh gaya kapiler, setelah melewati batang gelas maka aliranya disebabkan oleh gaya gravitasi.

b. Metode penaikan (ascending)
- kertas dicelupkan dalam fase gerak dan sempel tidak terendam. Fase gerak akan naik melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler. Biasanya perambatan pelan dan makin lama menurun karena gaya berat.

c. Metode mendatar (horisontal)
- Noda dicelupkan ditempatkan pada pusat dari kertas (umumnya kertas saring berbentuk bulat) yang diberi sumbu. Aliran pelarut disebabkan oleh gaya kapiler. Kertas diletakan secara horisontal sehingga sumbu tercerlup pada fase gerak. Selanjutnya fase gerak bergerak ke arah tepi kertas sambil membawa komponen-komponen campuran.
- Bercak-bercak yang terjadi berupa garis lengkung dengan diameter makin panjang bila bercak makin ke tepi.
Jenis kertas :
Ada berbagai jenis kertas yang khusus dibuat untuk kromatografi yang berbeda dalam susunan serat, ketebalan dan lain-lain.
Jenis kertas antara lain mempengaruhi :
- Kecepatan aliran eluen
- Nilai Rf, karena daya serap berbeda-beda
- Bentuk bercak zat
Ukuran kertas yang digunakan umumnya :
Kromatografi menaik : panjang kertas sekitar 20 cm
Kromatografi menurun : panjang kertas sampai 50 cm atau lebih
Kromatografi mendatar sirkuler : diameter kertas 12 – 20 cm.

Fase gerak :
Eluen (disebut juga pelarut, cairan pengelusi, cairan pengembang, cairan penghantar) pada kromatografi kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen atau lebih.
Pada gerak biasanya merupakan campuran yang terdiri dari satu komponen organik utama, air dan berbagai tambahan seperti asam, basa atau pereaksi-pereksi kompleks.
Sesungguhnya yang berlaku pada fase gerak adalah bagian campuran yang kurang populer.
Faktor yang perlu diperhatikan terhadap fase gerak :
a. Setelah pengembbangan fase gerak harus mudah diuapkan dan tidak boleh meninggalkan sisa yang dapat mengganggu pengamatan bercak. Idealnya cairan eluen tidak boleh bercampur dalam fase diam atau sebaliknya.
b. Fase gerak yang digunakan harus murni dan tidak boleh mengganggu pendeteksian bercak.
Sebagai fase diam digunkan pelarut polar umumnya air.
Sebagai fase gerak dapat digunakan alkhohol, asam-basa, keton, ester, amia, fenol, hidrokarbon atau campuran pelarut untuk mendapatkan pemisahan yang sempurna.

Persipan sampel
Zat atau campuran yang diperiksa dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, kemudian diletakan pada kertas dengan menggunakan pipa kapiler (mikropipet) atau syrine (jarum suntik).
Titik penetasan zat kira-kira 2 cm dari bawah kertas pada metode penaikan. Pada metode penurunan : pada jarak yang sesuai shingga letak titik beberapa cm di bawah fase gerak.
Diameter penetasan berhubungan dengan tebal dan karakteristik jerapan dari kertas. Semakin kecil noda akan menghasilkan pemisahan yang baik.
Penempatan sempel pada kertas yang penting bukan pada jumlah volume tetapi tergantung banyaknya campuran yang tertinggal bila pelarut telah teruapkan, maka sempel atau zat dapat “ dipekatkan” bila terlalu encer dengan cara penetesan berulang setelah tetesan sebelumnya kering dengandikering udarakan.

Waktu pengembangan (Elusi)
Pengembang dilakukan setelah fase gerak (elulen) ditempatkan pada bejana yang cocok. Bejana dijenuhkan dengan fase uap gerak dengan cara menutup dan didiamkan beberapa waktu (jam). Penjenuhan akan lebih baik dengan cara meletakan kertas saring yang dibasahi faase gerak pada dinding bejana.
Ujung kertas dicelupkan dalam fase gerak dan dijaga agar noda agar tidak tetap tidak terendam dan kertas tidak menyentuh dinding bejana. Jarak pengembangan, pada metode penaikan biasanya 15 cm dan pada metode penurunan dapat berfariasi.

Metode deteksi dan identifikasi
Untuk senyawa yang tidak berwarna diperlukan deteksi secara kimia atau fisika.
Secara fisika : misal dengan sinar ultra violet (panjang gelombang 254 dan 370 mm)
Secara kimia : dengan menyemprotkan pereaksi pada kertas atau mencelupkan padsa kertas peda larutan pereaksi. Pereaksi tersebut dikenal sebagai pereaksi lokasi atau pereaksi spesifik.

KROMATOGRAM :
Kromatogram (hasil pemisahan zat oleh elusi pada kromatografi kertas berupa bercak yang menunjukan ” letak ” zat. Tiap pada sistem kromatogram tertentu menghasilkan :
Jarak ynag ditempuh oleh zat yang bersangkutan dititik awal
Nilai Rf :
Jarak yang ditempuh oleh elusi dititik awal
Nilai Rf disebut juga faktor Retardasi = Rate of fraction.
Pada sistem kromatografi dan kondisi elusi tertentu, tiap-tiap zat dapat dikenal melalui Nilai Rf nya yang sebagai suatu tetapan kimia fisika.

Fakto-faktor yang mempengaruhi nilai Rf antara lain :
1. Jenis dan mutu kertas, daya jerap, kelembaban.
2. Susunan pelarut, meliputi :
a. Kemurnian pelarut
b. Stabilitas campuran pelarut selama pemakain dan penyimpanan
3. temperatur ruang
4. kelembaban ruang
5. Kejenuhan ruang akan uap pelarut
6. Konsentrasi (banyaknya) zat
7. Jarak bercak awal (tempat penetesan zat) kepermukaan pelarut
8. Adanya zat lain atau pencemaran
Untuk mengurangi pengaruh fakto-faktor yang sukar diatur tersebut maka seringkali ditentukan nilai Rx statu zat A terhadap zat x sebaga pembangding.
Rf zat A
Nilai Rx =
Rf zat X
Nilai Rx diharapkan tetap karena kedua nilai Rf diperoleh pada kondisi kromatografi yang sama.