Salah satu unsur yang penting pada susu adalah protein. Protein dalam susu ini biasa dinyatakan dalam PER (Protein Efficiency Ratio). Nilai rata-rata PER dalam susu itu sebanyak 3,1 lebih tinggi dibanding dengan daging sapi, kedelai dan gandum.
Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari kasein dan protein serum atau whey protein. Kasein merupakan 80% dari seluruh protein susu. Kasein sendiri sebetulnya terdiri dari 3 jenis yaitu alpha-kasein (50%), betha-kasein (33%), kappa-kasein (15%). Whey protein terdiri dari dua jenis protein globulin dan albumin (68%). Protein susu memiliki protein yang tinggi mutu dan gizinya yaitu sepadan dengan daging dan hanya diungguli oleh protein telur.
Menurut tindakan medis, kasein adalah pembawa mineral calcium (Ca) dan phosphat (P). Protein ini juga berfungsi menjaga kandungan mineral dalam keadaan terlarut sekaligus menjaga pembentukan Ca-phosphat yang tidak larut. Dia juga memiliki fungsi pertahanan terhadap bakteri dan virus. Orang yang mengkonsumsi susu secara teratur dengan sendiri kekebalan tubuhnya ikut tertentuk.
Begitu juga whey protein yang terdapat dalam kolostrum dan merupakan kelompok protein kompleks. Selain berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh, jenis protein ini juga mengandunglaktofirin yang berfungsi sebagai pengikat zat besi.
Protein susu juga mengandung lysin dengan jumlah yang relatif sangat tinggi. Karena itu penggunaan susu dalam breakfast cereal sangat cocok dan harmonis, karena dengan kelebihan lysin pada susu akan menutupi kekurangan lysin daam biji-bijian yang digunakan dalam breakfast cereal.
Protein susu mewakili salah satu mutu protein yang nilainya sepadan dengan daging yang hanya diwakili oleh telur. Dibandingkan dengan protein standar yang disarankan FAO (1965) yang berdasarkan protein telur yang berdasarkan aaam amino yang kurang adalah asam amino yang mengandung sulfur yaitu sistin, sistein, dan metionin.
Sebaliknya protein lisin dengan jumlah yang reatif tinggi. Namun demikian dalam susu kental dan susu kering, sebagian asam amino lisin tersebut tidak dapat digunakan karena telah mengalami interaksi dengan susu laktosa dan senyawa lain. Breakfast cereal dengan menggabungkan susu pasteurisasi dengan sereal yang kekurangan lisin adalah kombinasi yang sangat baik.
Penggunaan susu sapi sebagai pengganti ASI sering menimbulkan terjadinya intoleran, contohnya lactose-intolerance maupun protein intolerance. Dari alergi protein tersebut, protein penyebab utama yang dapat menjadi antigen ang kuat dalam laktoglobulin.
Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari kasein dan protein serum atau whey protein. Kasein merupakan 80% dari seluruh protein susu. Kasein sendiri sebetulnya terdiri dari 3 jenis yaitu alpha-kasein (50%), betha-kasein (33%), kappa-kasein (15%). Whey protein terdiri dari dua jenis protein globulin dan albumin (68%). Protein susu memiliki protein yang tinggi mutu dan gizinya yaitu sepadan dengan daging dan hanya diungguli oleh protein telur.
Menurut tindakan medis, kasein adalah pembawa mineral calcium (Ca) dan phosphat (P). Protein ini juga berfungsi menjaga kandungan mineral dalam keadaan terlarut sekaligus menjaga pembentukan Ca-phosphat yang tidak larut. Dia juga memiliki fungsi pertahanan terhadap bakteri dan virus. Orang yang mengkonsumsi susu secara teratur dengan sendiri kekebalan tubuhnya ikut tertentuk.
Begitu juga whey protein yang terdapat dalam kolostrum dan merupakan kelompok protein kompleks. Selain berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh, jenis protein ini juga mengandunglaktofirin yang berfungsi sebagai pengikat zat besi.
Protein susu juga mengandung lysin dengan jumlah yang relatif sangat tinggi. Karena itu penggunaan susu dalam breakfast cereal sangat cocok dan harmonis, karena dengan kelebihan lysin pada susu akan menutupi kekurangan lysin daam biji-bijian yang digunakan dalam breakfast cereal.
Protein susu mewakili salah satu mutu protein yang nilainya sepadan dengan daging yang hanya diwakili oleh telur. Dibandingkan dengan protein standar yang disarankan FAO (1965) yang berdasarkan protein telur yang berdasarkan aaam amino yang kurang adalah asam amino yang mengandung sulfur yaitu sistin, sistein, dan metionin.
Sebaliknya protein lisin dengan jumlah yang reatif tinggi. Namun demikian dalam susu kental dan susu kering, sebagian asam amino lisin tersebut tidak dapat digunakan karena telah mengalami interaksi dengan susu laktosa dan senyawa lain. Breakfast cereal dengan menggabungkan susu pasteurisasi dengan sereal yang kekurangan lisin adalah kombinasi yang sangat baik.
Penggunaan susu sapi sebagai pengganti ASI sering menimbulkan terjadinya intoleran, contohnya lactose-intolerance maupun protein intolerance. Dari alergi protein tersebut, protein penyebab utama yang dapat menjadi antigen ang kuat dalam laktoglobulin.