Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup. Hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan professional.
Jabatan guru dikenal sebagai suatu pekerjaan professional karena guru yang profesional, harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru dan sebagainya. Guru professional harus menguasai betul tentang seluk-beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya. Tambahan lagi dia telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian khusus yang diperlukan untuk jenis pekerjaan ini maka sudah dapat dipastikan bahwa hasil usahanya akan lebih baik (Yamin, 2007).
b. Peranan Guru
Mengajar merupakansuatu seni untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nili-nilai yang diharapkan oleh nilai-nilai pendidikan. Dengan demikian, guru sebagai suatu profesi mempunyai beberapa peranan yang harus dikuasai, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Guru Sebagai Pengajar
Tugas guru adalah memberikan pelajaran di sekolah. Ia menyampaikan pelajaran agar siswa dapat memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik belajar (Hamalik, 2001).
2) Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh dan panutan bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin (Mulyasa, 2005).
3) Guru sebagai pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada siswa agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pembimbing yang terdekat dengan peserta didik adalah gurunya (Hamalik, 2001).
4) Guru sebagai pemimpin
Peranan sebagai pembimbing menurut kualifikasi tertentu seperti kesanggupan menyelenggarakan kepemimpinan, antara lain merencanakan, melaksanakan, mengoganisasi, mengkoordinasi kegiatan, mengontrol, dan melihat sejauh mana rencana telah terlaksana. Selain itu, guru juga dapat menjalin hubungan sosial, kemampuan berkomunikasi, ketabahan, humor, tegas, dan bijaksana (Hamalik, 2001).
5) Guru sebagai pelatih dan penasehat
Guru harus berperan sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi materi standar juga memperhatikan perbedaan individual anak dan lingkungannya. Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, sehingga guru harus mampu memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental (Mulyasa, 2005).
6) Guru sebagai evaluator
Dalam satu kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang telah diajarkan sudah cukup tepat melalui kegiatan evaluasi (Usman, 1995).
7) Guru sebagai ilmuwan
Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan sehingga guru wajib mengembangkan pengetahuannya dan terus memupuknya seperti dengan cara belajar sendiri, mengadakan penelitian, melakukan kursus, mengarang buku, atau membuat tulisan ilmiah.
8) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahamn yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang dapat lebih mengeefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar (Usman, 2007).
9) Guru sebagai pribadi
Guru dituntut memiliki sifat yang disenangi oleh siswa, masyarakat, dan orang tua. Tegasnya bahwa guru memiliki sifat-sifat pribadi yang disenangi oleh pihak luar, baik untuk kepentingan jabatannya maupun kepentingan dirinya sebagai warga negara (Hamalik, 2001).
10) Guru sebagai penghubung
Sekolah berdiri di dua lapangan, yakni di satu pihak mengembangkan tugas menyampaikan informasi, ilmu, teknologi, kebudayaan, dan di lain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat dengan guru sebagi pelaksana. Banyak cara dilakukan oleh guru seperti public relation, buletin, pameran, dan kunjungan ke masyarakat (Hamalik, 2001).
11) Guru sebagai pembaharu
Guru memegang peranan sebagai pembaharu, oleh karena melalui kegiatan guru penyampaian ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-lain, maka akan menamakan jiwa pembaharuan di kalangan murid (Mulyasa, 2005).
12) Guru sebagai pembangun
Guru baik secara pribadi maupun sebagai profesional dapat menggunakan kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat seperti KB, koperasi, dan sebagainya (Hamalik, 2001).
Tulisan di atas berbentuk Karya Tulis ilmiah, anda dapat mendownloadnya dengan mengklik nama di bawah ini, namun sebelum itu anda dapat like facebook kami sebelum mendownload. Filenya. makasih sebelumnya.
Jabatan guru dikenal sebagai suatu pekerjaan professional karena guru yang profesional, harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru dan sebagainya. Guru professional harus menguasai betul tentang seluk-beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya. Tambahan lagi dia telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian khusus yang diperlukan untuk jenis pekerjaan ini maka sudah dapat dipastikan bahwa hasil usahanya akan lebih baik (Yamin, 2007).
b. Peranan Guru
Mengajar merupakansuatu seni untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nili-nilai yang diharapkan oleh nilai-nilai pendidikan. Dengan demikian, guru sebagai suatu profesi mempunyai beberapa peranan yang harus dikuasai, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Guru Sebagai Pengajar
Tugas guru adalah memberikan pelajaran di sekolah. Ia menyampaikan pelajaran agar siswa dapat memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik belajar (Hamalik, 2001).
2) Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh dan panutan bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin (Mulyasa, 2005).
3) Guru sebagai pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada siswa agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pembimbing yang terdekat dengan peserta didik adalah gurunya (Hamalik, 2001).
4) Guru sebagai pemimpin
Peranan sebagai pembimbing menurut kualifikasi tertentu seperti kesanggupan menyelenggarakan kepemimpinan, antara lain merencanakan, melaksanakan, mengoganisasi, mengkoordinasi kegiatan, mengontrol, dan melihat sejauh mana rencana telah terlaksana. Selain itu, guru juga dapat menjalin hubungan sosial, kemampuan berkomunikasi, ketabahan, humor, tegas, dan bijaksana (Hamalik, 2001).
5) Guru sebagai pelatih dan penasehat
Guru harus berperan sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi materi standar juga memperhatikan perbedaan individual anak dan lingkungannya. Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, sehingga guru harus mampu memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental (Mulyasa, 2005).
6) Guru sebagai evaluator
Dalam satu kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang telah diajarkan sudah cukup tepat melalui kegiatan evaluasi (Usman, 1995).
7) Guru sebagai ilmuwan
Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan sehingga guru wajib mengembangkan pengetahuannya dan terus memupuknya seperti dengan cara belajar sendiri, mengadakan penelitian, melakukan kursus, mengarang buku, atau membuat tulisan ilmiah.
8) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahamn yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang dapat lebih mengeefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar (Usman, 2007).
9) Guru sebagai pribadi
Guru dituntut memiliki sifat yang disenangi oleh siswa, masyarakat, dan orang tua. Tegasnya bahwa guru memiliki sifat-sifat pribadi yang disenangi oleh pihak luar, baik untuk kepentingan jabatannya maupun kepentingan dirinya sebagai warga negara (Hamalik, 2001).
10) Guru sebagai penghubung
Sekolah berdiri di dua lapangan, yakni di satu pihak mengembangkan tugas menyampaikan informasi, ilmu, teknologi, kebudayaan, dan di lain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat dengan guru sebagi pelaksana. Banyak cara dilakukan oleh guru seperti public relation, buletin, pameran, dan kunjungan ke masyarakat (Hamalik, 2001).
11) Guru sebagai pembaharu
Guru memegang peranan sebagai pembaharu, oleh karena melalui kegiatan guru penyampaian ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-lain, maka akan menamakan jiwa pembaharuan di kalangan murid (Mulyasa, 2005).
12) Guru sebagai pembangun
Guru baik secara pribadi maupun sebagai profesional dapat menggunakan kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat seperti KB, koperasi, dan sebagainya (Hamalik, 2001).
Tulisan di atas berbentuk Karya Tulis ilmiah, anda dapat mendownloadnya dengan mengklik nama di bawah ini, namun sebelum itu anda dapat like facebook kami sebelum mendownload. Filenya. makasih sebelumnya.