Halitosis merupakan suatu keadaan di mana terciumnya bau mulut pada
saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya tercium pada saat
berbicara). Bau nafas yang bersifat akut, disebabkan kekeringan mulut,
stress, berpuasa, makanan yang berbau khas, seperti petai, durian,
bawang merah, bawang putih dan makanan lain yang biasanya mengandung
senyawa sulfur. Setelah makanan di cerna senyawa sulfur tersebut diserap
kedalam pembuluh darah dan di bawa oleh darah langsung ke paru-paru
sehingga bau sulfur tersebut tercium pada saat mengeluarkan nafas.
Selain itu juga kebersihan mulut yang sangat kurang sempurna karena
kebanyakan kita menyikat gigi hanya sekitar 40 detik, menurut
literature diperlukan sedikitnya 3 menit untuk membersihkan gigi dan
meng eliminasi bakteri merugikan yang berperan dalam produksi senyawa
sulfur. Bau nafas pagi hari hampir pada semua orang dewasa, merupakan
contoh bau nafas yang bersifat sementara (karena kekeringan mulut selama
tidur). Bau nafas khronis dilaporkan menimpa 25 % populasi penduduk di
berbagai macam kalangan. Keadaan ini dapat berpengaruh dalam hubungan
personal atau bahkan dapat menyebabkan bencana terhadap hubungan bisnis.
Beberapa penelitian telah di lakukan untuk mengetahui
bakteri-bakteri spesifik penyebab bau mulut tersebut. Di dalam mulut
normal diperkirakan rata2 terdapat sekitar 400 macam bakteri dengan
berbagai tipe. Meskipun penyebab bau mulut belum diketahui dengan jelas,
kebanyakan dari bau tersebut berasal dari sisa makanan di dalam mulut.
Masalah akan muncul bila sebagian bakteri berkembang biak atau bahkan
bermutasi secara besar2an. Kebanyakan dari bakteri ini bermukim di leher
gigi bersatu dengan plak dan karang gigi, juga di balik lidah karena
daerah tersebut merupakan daerah yang aman dari kegiatan mulut
sehari-hari. Bakteri tersebut memproduksi toxin atau racun, dengan cara
menguraikan sisa makanan dan sel-sel mati yang terdapat di dalam mulut.
Racun inilah yang menyebabkan bau mulut pada saat bernafas karena hasil
metabolisme proses anaerob pada saat penguraian sisa makanan tersebut
menghasilkan senyawa sulfide dan ammonia.
Bau mulut juga dapat di sebabkan oleh penyakit diabetes, penyakit
ginjal, sinusitis, tonsillitis, kelainan fungsi pencernaan, penyakit
liver, alkohol dan juga berbagai macam obat-obatan yang dapat
menyebabkan kekeringan mulut.Perawatan yang dilakukan, berdasarkan
penyebab bau mulut tersebut, bila perlu dilakukan pemeriksaan
mikrobiologi untuk melihat bakteri penyebab, sebaiknya hubungi dokter
gigi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Penggunaan penyegar nafas, permen karet dan obat kumur, biasanya
bersifat asimptomatis dan sangat terbatas kerjanya hanya sementara saja,
pada saat efek dari penyegar nafas hilang bau mulut akan kembali
tercium.