Sistem Imonologi adalah sebagai mekanisme pertahanan yang meliputi: Makrofag, Leukosit, Limfosit, Sistem Komplemen dan penghalang seperti: mukosa yang utuh dan gerakan silia.
Fungsi Utama imonologi adalah melindungi terhadap serangan agen infeksi. Akibat sampingan dari perlindungan ini adalah alerfi, aotoimunitas dan penolakan pencangkokan organ.
Difrensiasi, sterm sel limfoid berdifrensiasi menjadi 2 jalur utama yaitu : Sel T dan Sel B, yang mempunyai fungsi berbeda dalam peranan protektif (perlindungan tubuh)
Sel T disebut demikian karena hubungannya erat dengan kelenjar Timus, yang merupakan tempat difrensiasi sel-sel ini. Penyelidikan yang dilakukan terhadap fetus menunjukkan berbagai tife fungsi Sel T yang dimulai sejak penghidupan 7,5 minggu intra-uteri. Pada usia 8 -9 minggu intra-uteri dimulai infiltrasi limfoid ke dalam timus, pada 12 minggu timus menyerupai organ matur. Kapasitas penolakan pencangkokan kulit bahkan terdapat pada bayi prematur.
Sel B disebut demikian karena hubungan sel-sel ini dengan bursa Fibrikus dan sumsum tulang manusia. Sel B bersirkulasi telah dideteksi sejak 13 minggu sesudah konsepsi; kemampuan mensekresi untuk semua imonoglobulin utama mungkin terjadi pada kehamilan 20 minggu.
Penerapan sistem Imonologi digunakan dalam teknik pemberian imunisasi. Imonologi merupakan mekanisme pertahanan tubuh sedangkan Imunisasi adalah kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu, anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmojo,2003) sedang menurut Depkes RI, 2006 Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
Imunisasi Pasif Adalah tubuh anak tidak membuat sendiri zat nti, sianak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum, yang telah mengandung zat anti, atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan (Markum, 2002)
- Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk beberapa bulan
Contoh: Sel-sel yang meninggalkan kelenjar timus akan kembali memasuki tempat difrensiasi primer ini. Pola pengaturan dikontrol oleh berbagai penggolongan kimia pada permukaan limfosit. Tindakan menghilangkan bagian karbohidrat atau protein dari permukaan limfosit akan mengubah pola pengaturan
KOMPONEN SISTEM IMONOLOGI
Sistem Komplemen berperan sebagai mediator utama respons peradangan dan memainkan peranan penting untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi. Komlemen adalah suatu sistem dari protein-protein yang berinteraksi. Fungsi biologis sitem tergantung pada interaksi dari masing-masing komponen yang terjadi dengan cara berurutan yang disebut-sebut "cascade/tangga" yang analog dengan sistem pembekuan darah.
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit sebagai dibentuk disumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi dijaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Ada enam macam sel darah putih yaitu: netrofil polimorfonuklear, eosinofil, polimorfonukleir, basofil polimorfonukleir. Ketiga jenis ini seluruhnya memiliki gambaran granular maka disebut granulosit), monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Fungsi yang terpenting dari nitrofil dan magrofag adalah fagosit yang berarti pencernaan seluler terhadap bahan yang mengganggu. Sel darah putih memasuki suang jaringan dengan cara diapedesis. Sel darah putih bergerak melewati ruang jaringan dengan gerak ameboid. Sel darah putih tertarik ke arah area jaringan yang meradang dengan cara kemotaksis.
Fungsi Utama imonologi adalah melindungi terhadap serangan agen infeksi. Akibat sampingan dari perlindungan ini adalah alerfi, aotoimunitas dan penolakan pencangkokan organ.
Pertumbuhan/ PerkembanganAsal sel, Sel-sel yang akan menjadi limposit berasal dari Prekursor Multipotensial yang menurunkan sitem Limfoit dan sitem hematopoetik yang berkembang bersama-sama. Pada permulaan kehidupan (awal terbentuknya kehidupan) hati janin berperan sebagai gudang sel. Kemudian sumsum tulang intra-uteri terisi dan penghidupan ekstra-uteri berperan sebagai sumber utama sel prekursor.
Difrensiasi, sterm sel limfoid berdifrensiasi menjadi 2 jalur utama yaitu : Sel T dan Sel B, yang mempunyai fungsi berbeda dalam peranan protektif (perlindungan tubuh)
Sel T disebut demikian karena hubungannya erat dengan kelenjar Timus, yang merupakan tempat difrensiasi sel-sel ini. Penyelidikan yang dilakukan terhadap fetus menunjukkan berbagai tife fungsi Sel T yang dimulai sejak penghidupan 7,5 minggu intra-uteri. Pada usia 8 -9 minggu intra-uteri dimulai infiltrasi limfoid ke dalam timus, pada 12 minggu timus menyerupai organ matur. Kapasitas penolakan pencangkokan kulit bahkan terdapat pada bayi prematur.
Sel B disebut demikian karena hubungan sel-sel ini dengan bursa Fibrikus dan sumsum tulang manusia. Sel B bersirkulasi telah dideteksi sejak 13 minggu sesudah konsepsi; kemampuan mensekresi untuk semua imonoglobulin utama mungkin terjadi pada kehamilan 20 minggu.
Penerapan sistem Imonologi digunakan dalam teknik pemberian imunisasi. Imonologi merupakan mekanisme pertahanan tubuh sedangkan Imunisasi adalah kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu, anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmojo,2003) sedang menurut Depkes RI, 2006 Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
Jenis ImunisasiImunisasi Aktif Adalah tubuh anak dengan sendirinya membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun. Imunisasi aktif ada kerena pada tubuh manusia ada sistem imonologi, yang dengan sendirinya menjadi benteng pertahanan pada saat tubuh terinfeksi kuman tertentu secara aktif sistem imonologi akan melakukan tugasnya.
Imunisasi Pasif Adalah tubuh anak tidak membuat sendiri zat nti, sianak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum, yang telah mengandung zat anti, atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan (Markum, 2002)
Perbedaan antara jenis imunisasi aktif dan pasif adalah:- Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat, pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif
- Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk beberapa bulan
PENGATURANPeristiwa proses imun dari mulai difrensiasi sampai pengambilan antigen dan pengeluaran produk - produk imun, berlangsung dalam berbagai bagian tubuh, limfosit harus sangat motil (bebas/aktif). Walaupun limfosit bersirkulasi bebas melalui saluran limfoid utama, duktus torasikus, dan jaringan pembuluh darah, gerakan sel-sel dari/dan ke dalam organ-organ limfoid sangat terkontrol.
Contoh: Sel-sel yang meninggalkan kelenjar timus akan kembali memasuki tempat difrensiasi primer ini. Pola pengaturan dikontrol oleh berbagai penggolongan kimia pada permukaan limfosit. Tindakan menghilangkan bagian karbohidrat atau protein dari permukaan limfosit akan mengubah pola pengaturan
KOMPONEN SISTEM IMONOLOGI
- Subpopulasi Sel T, banyak sistem imun yang ditimbulkan oleh kerja subpopulasi sel T dan Sel B. Sub-Grup Sel T yang utama biasa disebut:
- Populasi helper (SelHelper): diperlukan untuk memulai respon antigen, terutama untuk membangkitkan respon Ig G dan Ig A, antibodi Ig M sendiri terbentuk bila sel Helper T tidak ada
- Sel Tsupresor yang mempunyai peranan homeostatik mempertahankan respon imun dalam batas normal(mengendalikan untuk mencegahreaksi hiperimun)
- Sel T killer adalah sel efektor dari sistem timus -dependent, Sel efektor dari sitem timus-dependent, Sel T killer sesungguhnya bergabung dengan antigen untuk mekanisme sitotoksik yang membunuh organisme masuk.
- Sel T dan produk-produknya terutama berhubungan dengan bakteri tahan-asam, infeksi virus terutama (mis; rubela, varisela, herpes,sitomegavirus), dan jamur. Sel T merupakan faktor imune utama yang berperan
- dalam penolakan transplantsi organ.
- Suppopulasi Sel B, belumdiketahui sejelas sel T. Produk Sel B yaitu: Imunoglobulin (Ig)j uga dapat dibagi dalam 5 kelas utama (isotipe) yaitu:
- Ig M dapat dianggap sebagai garis pertahanan pertama, mula-mula Ig m terbentuk sebagai respon terhadap antigen, karena itu kenaikan kadar Ig M dapat diambil sebagai bukti infeksi intra-uterin, sesudah lahirIgM biasanya meningkat sampai kadar dewasa pada usia 1 tahun, paling terbesar pada ruang vaskuler, dan mempunyai efisiensi tinggi dalam fungsi penyokong yang memperkuat imunitas, seperti fiksasi komplemen, aglutinasi dan aktivitas opsonik
- IgG mempunyai waktu paruh yang lama dan dapat menembus plasenta, karena itu cocok untuk imunisasi pasif dan membangkitkan kembali imunisasi
- IgA terutama melindungi permukaan yang bersekresi (traktus gastrointestinal dan mata) dan kondisi yang mungkin mempengaruhi aktivitas antibodi yang biasa, seperti sekresi asam, adanya enzim proteolitik, motilitas usus.
- IgD terutama merupakan reseptor limposit, sejumlah IgD yang terdeteksi dalam serum mungkin merupakan ceceran receptor yang tidak berguna lagi dari limposit muda. IgD mungkin merupakan antibodi yang mengikat paling kuat dan kerena itu penting dalam mengarahkan antigen kepermukaan sel B menyelesaikan permulaan imunisasi
- IgE adalah mekanisme utama untuk menyingkirkan parasit. Efek IgE melepaskan agen yang farmokologis aktif dari sel masif dan dengan demikian menyebabkan asma, hey fever (rinitis alergi) dan gejala anafilaksis.Makrofag., Makrofag yang dulu disangka semata-mata sebagai sel pembersih utama tanpa banyak fungsi yang spesifik, telah diketahui mempunyai peranan penting dalam imunisasi didapat dan toleransi, dan juga berperan sebagai mekanisme efektor imunitas sel T. Makrofag adalah sel fagositik utama dalam air susu ibu (ASI). Makrofag ditemukan pada limpa, hati, paru, kelenjar limfe, usus dan sistem saraf pusat.
Sistem Komplemen berperan sebagai mediator utama respons peradangan dan memainkan peranan penting untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi. Komlemen adalah suatu sistem dari protein-protein yang berinteraksi. Fungsi biologis sitem tergantung pada interaksi dari masing-masing komponen yang terjadi dengan cara berurutan yang disebut-sebut "cascade/tangga" yang analog dengan sistem pembekuan darah.
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit sebagai dibentuk disumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi dijaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Ada enam macam sel darah putih yaitu: netrofil polimorfonuklear, eosinofil, polimorfonukleir, basofil polimorfonukleir. Ketiga jenis ini seluruhnya memiliki gambaran granular maka disebut granulosit), monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Fungsi yang terpenting dari nitrofil dan magrofag adalah fagosit yang berarti pencernaan seluler terhadap bahan yang mengganggu. Sel darah putih memasuki suang jaringan dengan cara diapedesis. Sel darah putih bergerak melewati ruang jaringan dengan gerak ameboid. Sel darah putih tertarik ke arah area jaringan yang meradang dengan cara kemotaksis.