Lanjutan dari BAB II
MORFOLOGI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Mycobacterium tuberculosis pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit tuberkulosa (TBC) (Wikipedia, 2010). Bahkan penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP). (Wikipedia, 2010).
Adapun Morfologi Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok, berukuran panjang 1-4 µ dan lebar 0,2- 0,8 µ, dapat ditemukan bentuk sendiri maupun berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Pada pewarnaannya M. tuberculosis tampak seperti manik-manik atau tidak terwarnai secara merata. Kehidupan bakteri tergantung pada kondisi lingkungan (Wikipedia, 2010).
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam sputum, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20°C selama 2 tahun. Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit (Hiswani M.Kes, 2010). (Wikipedia, 2010).
II.4.2 MORFOLOGI MYCOBACTERIUM LEPRAE
II. 4.2 KULTUR BIOKIMIA MYCOBACTERIUM LEPRAE
II.5.2 PATOGENITAS MYCOBACTERIUM LEPRAE
II.6.1 GEJALA KLINIS MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
II.6.2 GEJALA KLINIS MYCOBACTERIUM LEPRAE
MORFOLOGI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Mycobacterium tuberculosis pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit tuberkulosa (TBC) (Wikipedia, 2010). Bahkan penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP). (Wikipedia, 2010).
Adapun Morfologi Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok, berukuran panjang 1-4 µ dan lebar 0,2- 0,8 µ, dapat ditemukan bentuk sendiri maupun berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Pada pewarnaannya M. tuberculosis tampak seperti manik-manik atau tidak terwarnai secara merata. Kehidupan bakteri tergantung pada kondisi lingkungan (Wikipedia, 2010).
Gambar 2. Morfologi M. tuberculosis
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam sputum, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20°C selama 2 tahun. Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit (Hiswani M.Kes, 2010). (Wikipedia, 2010).
II.4.2 MORFOLOGI MYCOBACTERIUM LEPRAE
Gram positif batang utuh (solid), terputus-putus (fragmented), seperti titik-titik (granuler), ada yang disebut globus (solid, fragmented, dan granuler berkelompok) dan ada yang disebut clupms (bentuk granuler berkelompok seperti bola). Sifat lainnya tidak berspora dan berkapsul.II.4.1 KULTUR DAN BIOKIMIA MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Tumbuhnya lambat atau sangat lambat, betul-betul aerob, suhu potimum 37 – 38oc , range suhu 30 – 41o. Untuk tumbuhnya membutuhkan bahan-bahan tambahan, misalnya: darah,serum, telur, dan bahan-bahan kimia tertent, itupun masih membutuhkan waktu yang lama, 2-8 minggu.
II. 4.2 KULTUR BIOKIMIA MYCOBACTERIUM LEPRAE
Belum dapat ditanamII.5.1 PATOGENITAS MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Mikrobakteria dalam droplet dengan diameter 1-5 um dihirup dan mencapai alveoli. Penyakit dihasilkan dari pembentukan dan proliferase organisme virulen dan interaksi dengan inang. Basil virulensi yang diinjeksikan (yaitu BBG) bertahan hanya dalam beberapa bulan atau tahun dalam inang yang normal. Resistensi dan hipersensitivitas inang sangat mempengaruhi perkembangan penyakit.
II.5.2 PATOGENITAS MYCOBACTERIUM LEPRAE
Menimbulkan penyakit kusta yang menular dan menahun, yang terserang adalah saraf tepi, kulit, dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit kusta dapat menular dari penderita kepada orang lain dengan cara kontak langsung, erat, dan lama. (Soemarno, 2009).
II.6.1 GEJALA KLINIS MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Karena basil tuberkel dapat menembus kesuluruh sistem organ, manifestasi klinisnya adalah protean. Kelemahan, penurunan berat badan, dan demam dapat menandakan penyakit tuberculosis. Keterlibatan paru-paru memberi resiko terhadap batuk kronik dan meludah darah biasanya dihubungkan dengan lesi. Keterlibatan meningitis atau saluran urine dapat terjadi pada tanda tuberculosis yang tidak mewujudkan gejala lain. Disseminasi aliran darah menimbulkan tuberculosis milier dengan lesi pada beberapa organ dan angka mortalitas yang tinggi. (suganda, 2006)
II.6.2 GEJALA KLINIS MYCOBACTERIUM LEPRAE
Bakteri penyebab lepra berkembangbiak sangat lambat, sehingga gejalanya baru muncul minimal 1 tahun setelah terinfeksi (rata-rata muncul pada tahun ke-5-7). Gejala dan tanda yang muncul tergantung kepada respon kekebalan penderita. (www.wikipedia.com)
Bentuk leprom dapat dimulai dengan erupsi, setelah lenyap timbul papula atau macula. Nondula bertambah pada permukaan (menebal) misalnya pada dahi, pipi, hidung, dagu dan membuat muka seperti singa (facies leonina), rambut muka, alis dan bulu mata rontok. Jika jaringan selaput lendir yang diserang, kelainan terdapat pada hidung, mulut, pharing, laring, dan menimbulkan perforasi dari septum nasi. (Mursalim, 2009)
Pada bentuk tuberculoid tanda pertama dengan adanya sedikit macula pada permukaan kulit, mula-mula di daerah itu timbul hypererastesia kemudian anestesia sedang, perasaan panas dingin lenyap, kedua lambat laun bentuk memberi kesan polireunotik sekunder, terjadi radang pada urat-urat syaraf dapat menyebabkan kelainan sensorik, anhrosis, paralisis, atropi otot, ulsera, nekrosis, absorbsi tulang-tulang sehingga jari kaki dan jari tangan bisa hilang (tanggal).
KUMPULAN TUGAS BAKTERIOLOGI
Kini Muncul Kotak Komentar Buat anda yang ingin mengemontari artikel Analisis Kesehatan. komentar langsung terbit Blog DeFollow...
EmoticonEmoticon