Wednesday, November 28, 2012

Karya Tulis Analis Kesehatan | Studi Kadar Hemoglobin Pada Pecandu Tuak

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Analis Kesehatan
A. Tinjauan Umum Hemoglobin
1. Pengertian
Hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Berat molekul hemoglobin 67.000. Pembentukan hemoglobin terjadi di normoblast di mana 4 gugus heme di gabungkan ke dalam 1 molekul globin.

Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem (berisi zat besi) dan 4 rantai globin, berada didalam eritrosit dan berfungsi untuk mengangkut 02. Kualitas darah dan warna darah ditentukan oleh kadar hemoglobin (Sutedja, 2006)

Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pernbawa 02. Kadar hemoglobin yang tinggi dan abnormal terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi. Hemoglobin yang rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar molekul hemoglobin tidak selamanya meningkat atau menurun secara bersamaan, misalnya, penurunan sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pemisiosa, serta kadar hemoglobin sel darah merah, yang sedikit meningkat atau normal disertai kadar

hemoglobin yang menurun, terjadi pada anemia defisiensi zat besi (Kee J. L, 1997).
2. Sintesis Hemoglobin
Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut 02 ke jaringan dan mengembalikan C02 dari jaringan ke paru-paru, untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah memiliki protein khusus yang mengandung hemoglobin. Setiap sel darah merah mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobin dan setiap molekul hemoglobin dewasa normal (HbA) terdiri atas 4 rantai polipeptida a2b2, masing-masing dengan gugus hemenya sendiri. Berat molekul HbA adalah 68.000. Sintesis hemoglobin banyak terjadi di dalam mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang di mulai dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A di bawah aksi enzim kunci delta amino laevulinic acid (ALA). Akhimya protopirin bergabung dengan besi untuk membentuk heme yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom, kemudian tetramer 4 rantai globulin dengan masing-masing gugus haemnya sendiri terbentuk dalam molekul hemoglobin (Hoffbrand AM, 1989).
3. Macam-macam Hemoglobin
Pada manusia telah di kenal 14 macam hemoglobin dengan bantuan elektroforesis. Hemoglobin diberi nama dengan tombol alfabetik misainya Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb F, hb G, Hb 1, Hb M, Hb S. Kadang-kadang hemoglobin di beri nama tempat di temukannya. Jenis hemoglobin menurut nama orang yang menemukan misalnya: Hb New York, Hb Sidney, Hb Bad, Hb Gower.

Hemoglobin mulai diproduksi pada usia 5-6 bulan kehidupan intra uterin janin, pada usia 6 bulan post natal konsentrasi Hb A mencapai 99% hemoglobin terdiri dari 2 rantai α dan β. Hb F (fetus janin) mulai ditemukan dalam darah pada minggu ke 20 usai kehamilan. Pada bayi yang baru lahir masih dapat dijumpai 55-85% Hb F dan sebelum usia 2 tahun jumlah Hb F tinggal sedikit di gantikan oleh Hb A. Karena sifatnya resisten terhadap alkali, Hb F ini masih mudah di pisahkan (Anonim, 2001).
4. Struktur Hemoglobin
Struktur molekul heme, molekul hemoglobin pada manusia terdapat 4 sub unit protein berbentuk globul. Oleh karena itu 1 unit dapat membawa 1 molekul 02, maka secara efektifnya setiap molekul hemoglobin dapat membawa 4 molekul 02, setiap unit pula tediri dari 1 rantai polipeptida yang mengikat kuat molekul lain, struktur heme terdiri dari I molekul protein berbentuk cincin yang di namai porphyrin dan I atom besi yang terletak di tengah. Hemoglobin dalam keadaan normal membawa ion di oksidasikan kepada Fe3+. Struktur hemoglobin dapat dilihat pada gambar 1.1.

B. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin.

Penetapan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara fotoelektrik dan kalorimetrik visual. Kadar hemoglobin dinyatakan dalam gr/dl darah. Pada pria memiliki rata-rata sedikit lebih tinggi dari pada wanita. Kadar hemoglobin dapat diukur dengan menggunakan dua cara terbaik ialah dengan teknik kalorimetri atau fotometri (Anonim, 2004).

Macam-macam cara penetapan kadar hemoglobin:
1. Cara Tallquist
Prinsip : Membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dad warna merah muda sampai warna merah tua. Cara ini hanya mendapat kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil adalah 100%=15,8 gram hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan skala warna dalam satu buku mulai dari merah muda 10%. Ditengah-tengah ada lowong di mana darah yang akan dibandingkan secara langsung sehingga kesalahan dalam melakukan pemeriksaan antara 25-50%.
2. Cara Sahli
Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah. Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10%. Kelemahan cara sahli ini adalah hematrin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer sukar distandarisasi. Selain itu, tidak semua macam hemoglobin dapat di ubah menjadi hematin, misalnya karboxy hemoglobin, methemoglobin dan suffhemoglobin (Anonim, 1989).
3. Cara cupri sulfat
Prinsip : Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor yang diperlukan untuk transfuse darah. Hasil metode ini adalah persen hemoglobin. Kadar hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan cupri sulfat dengan berat jenis 1,053 (Anonim, 1989).
4. Cara Photo Elektrik kalorimetri
Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin dipakai untuk mengubah hemoglobin. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar sianmethemoglobin kadamya stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin terdiri dari natrium biokarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aquadest 1000 ml (Gandasoebrata, 1999).

C. Tujuan umum Cara Penetapan Kadar Hemoglobin

Pada pemeriksaan di laboratorium klinik, kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan berbagai metode diantaranya dengan metode kalorimetrik seperti Cyanmethemoglobin (HICN) (Anonim, 1996).

Metode cyanmethemoglobin adalah yang paling popular karena metode ini secara praktis mengukur seluruh hemoglobin, selain sulfohemoglobin. Kelebihan dari metode ini adalah standar yang digunakan tetap stabil untuk waktu yang lama. Menurut metode ini, darah dicampur dengan larutan Drabkin untuk memecah hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada panjang gelombang 540 nm dalam kalorimeter fotoelektrik atau spektrofotometer. Penggunaan HbCN dalam menentukan kadar hemoglobin yaitu dengan mengencerkan darah sebanyak 250 kali dalam volumenya dengan larutan drabkin (Ronardy dkk, 1995).

Penentuan nilai hemoglobin tergantung pada kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya pada ratio kuning hijau yang merupakan spectrum sinar tampak. Darah diencerkan dengan menggunakan larutan yang mengandung kalium sianida dan kalium ferisianida yang akan mengubah semua jenis hemoglobin. Dalam pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin digunakan photometer 5010 dengan menggunakan larutan Drabkin (Anonim, 2001).

D. Tinjauan Umum Tuak Dan Minuman Beralkohol

1. Tuak

Tuak termasuk minuman yang mengandung alkohol karena selama proses penyadapan terjadi proses fermentasi yang disebabkan karena proses penyadapan yang tidak memperhatikan kebersihan lumbung bambu yang digunakan pada saat penampungan sehingga terbentuk senyawa alkohol yang mudah menguap. Jika fermentasi dibiarkan secara terus menerus berlangsung sampai beberapa hari, maka akan menjadi asam cuka. Setelah pengambilan jika tuak dibiarkan dalam batang bambu atau jerigen dalam waktu yang cukup lama akan mengalami proses fermentasi karena adanya kontaminasi oleh mikroorganisme khususnya khamir dan bakteri jenis Saccharonyces sp dan Acetobacter sp. Nira yang telah mengalami proses fermentasi.oleh mikroorganisme disebut dengan tuak (Lutony, 1993).

Komponen utama yang terdapat dalam tuak selain air, yaitu karbohidrat dalam bentuk sukrosa, yang mengakibatkan air nira terasa manis, tetapi kadang-kadang terasa asam. Komponen lain yang terdapat di dalamnya adalah protein, lemak, vitamin dan mineral, tetapi dalam jumlah yang sedikit. Dari komponen yang terkandung dalam tuak tersebut memungkinkan untuk direkayasa lebih lanjut untuk menjadi berbagai ragam produk baru, seperti pemanis, minuman beralkohol, asam cuka, alkohol dan juga sebagai media pertumbuhan yang baik untuk mikroorganisme terutama seperti bakteri dan khamir (Lutony, 2007).

2. Minuman Beralkohol

Menurut catatan arkeologik minuman beralkohol sudah dikenal sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu (Joewana, 1989). Sampai sekarang sudah beragam macam minuman beralkohol yang dikonsumsi manusia. Adapun alkohol yang terkandung dalam minuman keras adalah etanol dengan rumus strukturnya CH3CH2OH yang diperoleh dari proses fermentasi (Joewana, 1989).

Kandungan alkohol pada berbagai minuman keras berbeda­-beda. Ada 3 golongan minuman beralkohol, yaitu golongan A; dengan kadar etanol 1%-5% (Bir, golongan B; dengan kadar etanol 5%-20% (Anggur/ Wine) dan golongan C; dengan kadar etanol 20%-50% (Whiskey, Vodka, Mansonhouse, Johnywalker, kemput), mustakel berkadar alcohol 20% (httpa/ Tumoutou.net, 2008).

Alkohol mempunyai sifat mudah menguap, berwarna kuning, berbau khas. Alkohol mempunyai sifat beracun, artinya apabila dikonsumsi dalam batas yang tidak normal atau berlebih, mempunyai dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sosial. Hal ini tidak berbeda antara minuman beralkohol yang pengolahannya oleh perusahaan maupun tradisional. Sifat alcohol adalah larut sempurna dalam air, tetapi dalam tubuh manusia alkohol dapat menekan saraf pusat dan gangguan pada organ yang lain (http;lfindosiar.com// culture, 2008)

a. Pengertian Alkohol

Alkohol adalah etil alkohol atau etanol dengan rumus umum CnH2n+1-OH atau R-OH. Alkohol merupakan zat cair yang jernih seperti air dan dapat bercampur dengan air (Anonim, 1989). Alkohol merupakan suatu cairan tak berwarna, bening, mudah menguap dan berbaur merangsang (Anonim, 1995)

b. Kegunaan Alkohol.

Alkohol selain sebagai pelarut, antiseptic, minuman (Dreisbach, 1971) juga sebagai bahan makanan, dalam industry farmasi dan sebagai bahan bakar (Adiwisastra, 1987 http:lltumoutou.net, 2008).

c. Sifat Alkohol

Secara fisika sifat-sifat alkohol diantaranya memiliki titik didih 78°C, higroskopis, baunya enak, tekanan uap 44 mmHg pada temperatur 20°C, disamping itu alkohol merupakan cairan jernih tak berwarna, rasanya pahit, mudah menguap, larut sempuma dalam air dalam semua perbandingan, terbakar dengan nyala warna kuning, dan bersifat hipnotik (Riawan, S,1989).
d. Efek Alkohol.
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah alkohol atau kadar alkohol yang dikonsumsi.

Kadar alkohol dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan perasaan santai, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan (http;//www.kapanlagi.com, 2008) akan tetapi pada umumnya alkohol dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah), merasa senang dan banyak tertawa, menimbulkan kebingungan dan tidak mampu berjalan. http://bombemipitpipit.wordpress.com,2008).

Bila dikonsumsi berlebihan akan muncul efek seperti : Merasa lebih bebas mengekspresikan did, tanpa ada perasaan terhambat, menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara beriebihan). Hal ini berakibat pada fungsi fisik motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, dan biasanya sampai tidak sadarkan diri. Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu. Akan tetapi pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri. Oleh sebab itu banyak ditemukan kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk (Sadikin M, 2002).

Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya sehingga efeknya jadi lebih berbahaya (anonim, 2004)
E. Tinjauan Umum Anemia
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mukosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan hitung hemoglobin, hematokrit (Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Insidennya 30% pada setiap individu diseluruh dunia, prevalensinya terutama tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet atau kehilangan darah akibat infeksi parasit (Hardjoeno.H, 2006).

Anemia adalah penyakit yang banyak dijumpai dan disebabkan oleh berbagai hal. Meskipun penyebab anemia bermacam-macam sehingga jenis anemia beragam, ada gejala umum yang sama yang menimbulkan dugaan seseorang menderita penyakit ini Gejala yang paling umum ialah pucat, yang mudah dilihat pada wajah penderita. Gejala ini akan tampak jelas lagi pada selaput lendir, yang mudah dilihat pada mulut dan bagian dalam kelopak mata (M.Sadikin, 2002).

Untuk menjabarkan definisi anemia maka perlu diterapkan batas hemoglobin atau hematokrit yang kita anggap sudah terjadi anemia. Dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin pada laki-laki kurang dari 13 g/dl sedangkan pada perempuan kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl. Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrome anemia atau anemic syndrome adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut antara lain: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi sesak waktu kerja, sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang, kelemahan otot (Bakta, 2006).
F. Tinjauan Umum Tentang Alat Sprektrofotometer 5010
Photometer 5010 adalah suatu jenis spektrofotometer yang merupakan suatu instrument untuk mengukur transmitan atau absorben dari suatu contoh sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Prinsip dasar dari spektrofotometer adalah banyaknya zat yang menyerap cahaya dalam wilayah spectrum yang dapat dilihat atau spectrum ultraviolet.

1. Sumber cahaya

Sumber cahaya termasuk radiasi optik yang ideal untuk pengukuran serapan harus menghasilkan spektrum kontinyu dengan intensitas serapan seragam pada keseluruhan kisaran panjang gelombang yang sedang dipelajari. Sumber cahaya dapat berupa lampu halogen, tungsten dan deuterium.

2. Monokromator

Dalam spektrofotometer radiasi polikromatik diubah menjadi monokromatik merupakan serangkaian alat optik yang menguraikan radiasi polikromatik yang menjadi jalur jalur yang efektif dan panjang gelombang tunggal. Ada 2 macam monkromator yang dikenal berdasarkan jenis penyerapan yaitu yang berdasarkan efek penyerapan / transmisi menggunakan filter dan yang berdasarkan efek penguraian I dispersi cahaya menggunakan prisma dan grating.

3. Tempat Cuplikan / Kuvet

Larutan diletakkan dalam sel atau kuvet. Untuk daerah visible digunakan gelas biasa atau quarts. Kuvet untuk larutan mempunyai panjang sekitar 10 cm, sebelum kuvet dipakai harus dibersihkan dengan air suling atau jika dikehendaki dicuci dengan larutan asam kromat.

4. Detector

Detector penyerap tenaga foton yang mengenai cuplikan dan mengubah tenaga tersebut untuk diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detector menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter atau pencatat.

Pada pengukuran hemoglobin metode cyanmethemoglobin dipergunakan photometer 5010 5 V+ tipe semiautomatik dengan sumber cahayanya adalah lampu halogen, daerah panjang gelombang yang dapat terukur 340 nm – 800 nm, monokromatornya adalah filter, sistim kuvet atau tempat cuplikan adalah single – beam, volume sampel dapat diukur miimum 250 NI (Anonim, 2004).

Tulisan di atas berbentuk Karya Tulis ilmiah, anda dapat mendownloadnya dengan mengklik nama di bawah ini, namun sebelum itu anda dapat like facebook kami sebelum mendownload. Filenya. makasih sebelumnya.